KARAWANG, KBEonline.id – Seorang ibu bernama Dewi mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan yang diterima anaknya yang berinisial T, di RS Permata Keluarga Karawang. T, bayi berusia balita yang lahir melalui program bayi tabung, dilarikan ke rumah sakit tersebut pada 28 April lalu setelah mengalami kejang pada pagi hari.
Dewi mengatakan dirinya membawa T ke RS Permata karena ingin mendapatkan penanganan terbaik. Namun, menurutnya, penanganan yang diterima justru jauh dari harapan, meski dirinya telah membayar fasilitas perawatan kelas Super VIP.
“Saat itu anak saya kejang, saya langsung bawa ke UGD. Tapi beberapa perawat gagal melakukan infus,” ujar Dewi.
Baca Juga:Satpol PP Kabupaten Bekasi Bungkam, Nasib Bangunan Liar di Bekasi Masih Tanda TanyaGebyar Paten 2025: Pemkab dan Disperindag Karawang Gelar Operasi Pasar Murah, Tekan Laju Inflasi
Ia juga mengeluhkan lambannya respons dari tenaga medis. “Saya sempat pencet bel berkali-kali, suster datangnya hampir satu jam. Bahkan saya sempat rekam, padahal itu ruang Super VIP,” katanya. Dewi menyebut pada pukul 03.00 dini hari, ia mendapati seorang suster tertidur, padahal kondisi anaknya makin memburuk.
Selama dirawat, T mengalami pendarahan hebat hingga darah merembes ke seprai, bantal, bahkan menetes ke lantai dua. Dewi mengungkapkan pendarahan terjadi terus-menerus selama empat hari dan respons rumah sakit dinilai lamban.
“Waktu saya pencet bel, darah sudah naik ke atas, tapi masih lama ditangani,” ungkapnya.
Kondisi T makin memburuk, hingga mengalami diare hingga 17 kali dan muntah-muntah. Dewi mengaku sudah meminta rujukan ke rumah sakit lain sejak pukul 15.00 WIB, namun hingga pukul 19.00 WIB belum juga diberikan izin pindah.
“Anak saya makin lemas, tapi mereka enggak kasih rujukan, saya panik,” jelasnya.
Ironisnya, menurut Dewi, pada hari kedua perawatan, dokter sempat menyatakan bahwa T sudah sehat dan menyarankan untuk pulang. Padahal, saat itu T masih mengalami diare.
“Saya protes, anak saya masih sakit kok disuruh pulang,” ujarnya. Setelah akhirnya dirujuk ke RS Siloam, infus berhasil dilakukan hanya dengan satu kali tusukan.
Baca Juga:Desa Cicinde Utara: Kampung Pindang Menjadi Daya Tarik Wisata Baru di KarawangTeken MoU dengan KONI Karawang, STIT Rakeyan Santang Karawang Komitmen Dukung Atlet Berprestasi
Pemeriksaan lanjutan di RS Siloam menyebutkan bahwa T mengalami pecah pembuluh darah di 12 titik akibat infus yang dilakukan berkali-kali sebelumnya.