287 Warga Jabar Dalam Pemantauan

287 Warga Jabar Dalam Pemantauan
0 Komentar

***Karawang Punya Pusat Informasi Korona PURWAKARTA– Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, sejak merebaknya virus Covid-19 hingga saat ini di Jabar terdapat 287 warga yang termasuk ke dalam kategori Orang Dalam Pemantauan. Status tersebut menggambarkan orang-orang yang tidak masuk ke rumah sakit namun dipantau oleh puskesmas / rumah sakit setempat selama 14 hari. “Orang yang sudah tertangani berjumlah 97 orang, sementara yang masih berada dalam proses berjumlah 190 orang,” ungkapnya baru-baru ini. Dia juga mengatakan, selain Orang Dalam Pemantauan, di Jabar juga terdapat Pasein Dalam Pengawasan. Pasien kategori ini adalah mereka yang dirawat di rumah sakit terkait Covid-19 namun belum tentu mengalami infeksi virus tersebut. “Pasien ini jumlahnya 43 orang. Selesai tertangani 24, dan sisa prosesnya 19 orang. Mereka ada gejala yang mirip tapi belum tentu terinfeksi, dan ada di rumah sakit,” ungkapnya. Untuk menanggulangi hal tersebut, dia mengatakaan saat ini Jabar memiliki 26 rumah sakit dengan peralatan kesehatan berupa ruang isolasi dan alat pelindung sesuai standar yang siap menjadi rujukan dalam menangani Covid-19. Rinciannya adalah satu rumah sakit kelas A, 20 rumah sakit kelas B, empat rumah sakit kelas C, dan satu rumah sakit kelas D. Selain kesiapan medis, Setiawan juga menyebutkan bahwa Jabar saat ini memiliki 13 Covid Pusat Informasi dan Koordinasi -19 Jawa Barat (Pikobar) yang tersebar di 13 kabupaten/kota. Daerah tersebut meliputi Kota Bandung, Kab. Purwakarta, Kab. Karawang, Kota Sukabumi, Kota Depok, Kab. Ciamis, Kab. Cirebon, Kab. Sumedang, Kota Cirebon, Kab. Pangandaran, Kab. Indramayu, Kab. Majalengka, dan Kab. Bandung Barat. Pikobar sendiri berfungsi sebagai pusat penerangan informasi dan penerima aduan masyarakat terkait Covid-19 di Jabar. Baru-baru ni, Pemprov Jabar melalui hotline Covid-19 yang dikelola Dinas Kesehatan Jabar dan Pikobar telah menerima kurang lebih 417 laporan. “Jadi sejak 3 sampai 6 Maret 2020 (pesan yang masuk) cendereung terus meningkat,” ungkap Setiawan. “Nah pusat informasi ini artinya direspons oleh masyarakat dengan baik. Karena dari pusat informasi dan koordinasi ini masyarakat akan tahu perkembangan terkini. Tapi bukan hanya sekedar perkembangan ada yang terinfeksi atau tidak, tetapi (juga) bagaimana pola-pola pencegahan, pola-pola menjaga diri kita tidak terinfeksi,” tambahnya. Adapun masyarakat dapat mengakses hotline Covid-19 Dinas Kesehatan Jabar di nomor 0811-2093-306 (telepon dan WhatsApp). Sementara nomor emergency kesehatan dapat diakses di 119. Di tempat terpisah, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku yakin perekonomian Jabar mampu bertahan di tengah munculnya Covid-17. Alasannya lantaran 90 persen ekonominya ditumpu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). “Insya Allah Jabar survive,” kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, usai menghadiri Musda Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Barat di Hotel Swissbelinn Karawang, Senin (9/3). Emil mengatakan, pihaknya akan memperkuat ekonomi lokal dengan tidak sepenuhnya mengandalkan ekspor-impor. Misalnya pada saat suplai barang atau jasa asing tidak ada akibat Covid-19, pihaknya akan menawarkan produk dari pengusaha lokal. Apalagi, sejauh ini 90 persen perekonomian Jawa Barat ditumpu oleh UMKM. “Di setiap musibah selalu ada hikmah. Hikmahnya adalah memperkuat swasembada ekonomi,” ungkap Emil (san/shn/mhs)

0 Komentar