Coblos Kapan, Tak Ada Pemilu Buat WNI di Hongkong dan Macau Gara-gara Kejepit Imlek – Cap Goh Me

Tak Ada Pemilu Buat WNI di Hongkong
Tak Ada Pemilu Buat WNI di Hongkong
0 Komentar

“Selama lebih 30 tahun di Hong Kong hanya satu kali saya nyoblos di TPS,” ujar Jujuk, sahabat Disway di Hong Kong. Jujuk asal Blitar. “Setelah itu setiap Pemilu nyoblos di rumah majikan,” tambahnya.

Sekali nyoblos di TPS itu Jujuk terkena sial. Anting-antingnya hilang. Jatuh. 4,7 gram. Dicari tidak ketemu. Hilang di rerumputan Taman Victoria.
Jujuklah yang mengantar saya ke lokasi kebaktian Natal pekan lalu di hotel Regal. Itu adalah kebaktian Natal jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI).
Bertemu Jujuk kali ini saya terpana. Dia pakai seragam formal. Ada tulisan KOPASUS di lengannya. Ternyata itu singkatan Kompak, Asyik, Usil binaan Bank Mandiri.

Pagi itu Jujuk memimpin teman-temannya hiking. Lagi libur hari Minggu. Mereka ingin naik gunung.
Ada gunung di Hong Kong? “Gunung-gunungan,” jawabnyi melucu.

Baca Juga:Imigrasi Karawang Sisir Tenaga Kerja Asing, Minta Tiap Perusahaan Melaporkan Aktivitas TKA di Tiap BulanTemuan Bawaslu: Logistik Pemilu Tidak Dikawal bahkan Truknya Sempat Ditinggal

Gunung yang dituju Jujuk itu bukan di pulau Hong Kong. Tapi di pulau kecil Cheung Chau. Jaraknya hampir satu jam naik feri dari Hong Kong Sentral.
Di sekitar pulau Hong Kong memang ada 200-an pulau. Semua masuk wilayah Hongkong. Pulau-pulau itu termasuk yang pernah disewakan ke Inggris selama 100 tahun –dikembalikan ke Tiongkok tahun 1997.

Salah satu pulau yang besar kini dipakai untuk memindah bandara: Pulau Lantau. Lantau dua kali lebih besar dari pulau Hong Kong. Terbesar di antara 200 pulau di sana.

Lantau dulunya nyaris tanpa penghuni. Tahun 1988 dibangun bandara internasional baru di Lantau. Menggantikan bandara lama yang di Kowloon. Kini Lantau berpenduduk 100.000 orang. Hampir semua di sekitar bandara.

Separo dari mereka hidup di apartemen setinggi 50 tingkat yang dibangun berjajar seperti mainan saja.
Disneyland Hong Kong juga dibangun di Lantau (2005).

Maka Lantau jadi pulau masa depan bagi Hong Kong. Di sini ada Puncak Lantau yang kalau tingginya bisa ditambah 66 meter lagi saja sudah akan bisa disebut gunung. Sayang tingginya hanya 934 meter sehingga belum bisa disebut gunung.

Di hari Natal itu sebenarnya sahabat Disway yang lain yang akan mengantar saya ke kebaktian. Kebetulan dia Kristen. Namanyi Victoria. Di Indonesia Vic pernah jadi asisten pengajar matematika Kumon. Dia pilih bekerja di Hong Kong.

0 Komentar