Empat Perusahaan Padat Karya Gulung Tikar

Empat Perusahaan Padat Karya Gulung Tikar
PERUSAHAAN : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta mencatat empat perusahaan yang gulung tikar yang bergerak di sektor padat karya.
0 Komentar

Disnakertrans Aikbat Rugi dan Sepi OrderPURWAKARTA – Sepanjang 2022, ada empat perusahaan yang gulung tikar yang bergerak di sektor padat karya. Berdasarkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta.“Kami mencatat yang ada keempat perusahaan yang gulung tikar sepanjang 2022. Yaitu PT NSS Indonesia, PT HS Apparel, PT Starpia dan PT Sripri Wiring Systems,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta, Didi Garnadi.“Penyebab utama tutupnya ke empat pabrik ini, akibat merugi gara-gara sepi ada order. Ke empat perusahaan ini, terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya,” tambah Didi.Didi mengatakan, untuk jumlah tenaga kerja yang terdampak akibat gulung tikarnya perusahaan itu mencapai 336 orang. Jumlah tersebut, yang dilaporkan ke dinasnya. Purwakarta salah satu wilayah industri yang ada di Jawa Barat.“Karena itu, di wilayah ini banyak berdiri perusahaan-perusahaan dengan berbagai skala. Sampai saat ini, tercatat di wajib lapor Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah perusahaan di Purwakarta ada lebih dari 1.500 perusahaan. Itu sudah mencakup perusahaan ritel dan lainnya. Sedangkan yang perusahaan besar sekitar 400 perusahaan,” jelasnya.Menurut Didi, para karyawan yang terdampak penutupan produksi ini kedepan akan diarahkan untuk mengikuti berbagai program di dinasnya. Sehingga, mereka bisa tetap berpenghasilan. “Kami menyiapkan beragam pelatihan untuk memfasilitasi warga yang belum bekerja. Terutama, warga usia produktif tapi tidak punya keterampilan atau pekerjaan,” ungkapnya.Didi menjelaskan, adapun pelatihan-pelatihan ini, bertujuan untuk membimbing warga Purwakarta yang sudah memasuki usia produktif supaya memiliki keahlian tertentu. Sehingga, mereka bisa diterima untuk kebutuhan industri ataupun didorong menjadi pekerja mandiri.“Ini salah satu upaya dari kita, untuk menurunkan angka pengangguran. Jadi, selain melalui penyaluran jalur industri, warga yang saat ini sedang mencari kerja atau terdampak PHK, juga kita dorong supaya mereka bisa tetap produktif dan menjadi pekerja mandiri,” ujar Didi.Dia berpendapat, berpenghasilan itu tak melulu harus kerja di pabrik. Karena menurutnya, dengan menjadi wirausaha dan memiliki penghasilan, itu juga kategorinya sudah tidak menganggur. (bbs/rie)

0 Komentar