Jalan Rusak, KT : Pengusaha Batu Hanya Janji-janji

Jalan Rusak, KT : Pengusaha Batu Hanya Janji-janji
PERBAIKAN : Warga sempat menggelar aksi serupa Pada Rabu, 9 Februari 2022. Mereka memblokade jalan desa menggunakan kayu, batu, kursi hingga ban mobil di tengah jalan tersebut.
0 Komentar

PURWAKARTA – Jalan yang rusak dan tak kunjung direalisasikan, sejumlah Emak-emak dan warga Kampung Cipetir, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta kembali lakukan penutupan jalan, pada Senin 21 Februari 2022.
Akibat setiap harinya truk pengangkut batu yang melintasi jalan tersebut berkisar 300 hingga 500 truk. Hal tersebut diungkapkan, Dadang Hermawan, salah satu Karang Taruna, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta.
“Jalan tersebut setiap harinya truk pengangkut batu yang melintasi jalan tersebut berkisar 300 hingga 500 truk,” jelasnya.
Dadang mengatakan, selama ini, bantuan perbaikan jalan dari perusahaan hanya ala kadarnya. Dan itu pun direspon perusahaan jika sebelumnya warga mengusulkan perbaikan atau menggelar aksi protes.
“Kalau diprotes atau ada usulan, baru ada untuk perbaikan seperti perusahaan kirim batu split atau pasir. Tapi kan itu hanya untuk sementara, besok nya hujan misalnya, rusak lagi. Sementara, perbaikan secara permanen cuma janji- janji saja,” jelasnya.
Rencananya, warga dan perusahaan akan dipertemukan untuk mencapai kesepakatan atau solusi dari permasalahan dimaksud. Namun warga pesimis, mediasi tersebut tidak akan berbuntut manis seperti yang sudah sering terjadi.
“Mediasi dengan perusahaan di kantor kecamatan. Tapi sebenarnya warga sudah bosan dengan mediasi, kami ingin solusi, kami tidak ingin yang macam- macam, kami hanya ingin jalan kami diperbaiki, di cor. Itu saja,” tegas Joni.
Berita sebelumnya, warga sempat menggelar aksi serupa Pada Rabu, 9 Februari 2022. Mereka memblokade jalan desa menggunakan kayu, batu, kursi hingga ban mobil di tengah jalan tersebut.
Rusaknya jalan tersebut, dituding akibat ulah aktivitas truk bermuatan berat dari sejumlah perusahaan tambang batu yang melintasi jalan tersebut setiap harinya. Menurut, Aas Sopiah, salah satu warga setempat, aktivitas perusahaan batu di wilayah tersebut sudah berjalan sekitar 30 tahun.
Selama itu pula, lanjut dia, warga khususnya Kampung Cipetir merasa terganggu dengan aktifitas hilir mudiknya truk pengangkut batu dan diperparah dengan rusaknya jalan hingga mengakibatkan kecelakaan bagi warga setempat maupun pengguna jalan lainnya.
“Sudah puluhan tahun kami terganggu bahkan rusaknya jalan sudah memakan korban akibat kecelakaan. Namun pihak perusahaan tidak mau tahu, dan hanya janji-janji saja, tapi hingga hari ini jalan tidak juga diperbaiki.” ungkap Aas saat di lokasi penutupan jalan.

0 Komentar