Menteri Bintang Sambangi Anak Yatim Akibat Covid-19

Menteri Bintang Sambangi Anak Yatim Akibat Covid-19
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menyambangi James, anak yatim-piatu yang orang tuanya meninggal lantaran covid-19 di Desa Lubang Buaya, Kecamatan Setu
0 Komentar

KABUPATEN BEKASI- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menyambangi James, anak yatim-piatu yang orang tuanya meninggal lantaran covid-19 di Desa Lubang Buaya, Kecamatan Setu.
James (12) bersama adik dan kakaknya kini dirawat kerabat orang tuanya, di Blok L Perumahan Graha Mustika Media (GMM). Bintang didampingi Kepala Dinas Sosial Endin, Kepala DP3A Ani Agustini dan Camat Setu Joko Dwijatmoko memberikan semangat untuk James.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menyambangi James,  anak yatim-piatu yang orang tuanya meninggal lantaran Covid-19 di Desa Lubang Buaya, Kecamatan Setu.
James bersama adik dan kakaknya kini dirawat kerabat orang tuanya, di Blok L Perumahan Graha Mustika Media (GMM). Bintang didampingi Kepala Dinas Sosial Endin, Kepala DP3A Ani Agustini dan Camat Setu Joko Dwijatmoko memberikan semangat untuk James.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada Bapak Eduardus Marung dan Ibu Maria Cahaya yang telah memberikan pendampingan dan pengasuhan dengan cepat sesuai dengan SOP kepada anak-anak yang tentunya memiliki karakteristik dan kondisi yang berbeda-beda. Kehadiran kami di sini, bersama jajaran Kemen PPPA dan teman-teman Forum Zakat untuk memastikan apakah pengasuhan ketiga anak ini sudah berada di keluarga yang tepat dan sesuai dengan aturan perundang-undangan atau hukum adat yang berlaku, mengingat pengasuh bukan dari keluarga sedarah. Hal ini untuk mengantisipasi risiko terjadinya penelantaran anak di kemudian hari,” jelas Menteri Bintang.
Sementara itu, ayah asuh dari ketiga anak, Eduardus mengungkapkan keputusan dirinya dan sang istri membawa ketiga anak kerabatnya tersebut untuk diasuhnya, dilakukan karena ia tidak ingin membiarkan anak-anak hidup sendiri di rumah lamanya, mengingat kondisi di sana kurang ramah untuk anak karena terbatasnya tempat hanya berupa rumah kontrakan petakan, lingkungan yang minim sosialisasi, dan tidak adanya tempat bermain. “Saya menjamin anak-anak akan berada dalam kondisi baik, saya akan didik mereka seperti mendidik anak saya sendiri,” ujar Eduardus.
 
Salah satu anak yatim piatu sekaligus anak sulung yang diasuh Eduardus, Fiona menjelaskan bahwa saat ini, dia dan adik-adiknya merasa nyaman dan betah di rumah orangtua asuhnya. “Di awal pasti kami sangat sedih karena berharap ayah bisa sembuh, tapi Tuhan berkehendak lain ternyata ayah menyusul Ibu. Awalnya berat, apalagi kami dekat dengan ayah, tapi lama kelamaan kami bisa menerima dan merasa nyaman bersama adik-adik di sini. Kami berharap ke depannya semoga terkait masalah pendidikan kami, dapat dijamin dan dibantu,” ungkap Fiona.

0 Komentar