Tangis Dokter Gugus Tugas Pecah Setiap Malam

Tangis Dokter Gugus Tugas Pecah Setiap Malam
dr. Oma Sutisna
0 Komentar

KARAWANG– Per Ahad (23/8/2020) kemarin, pasien terpapar covid-19 di Karawang bertambah 5 kasus. Total sudah 181 orang terpapar (48 masih positif dan dirawat). Dari 48 nama itu, salah satunya seorang tenaga medis dari gugus covid-19. Saban hari dia di garis depan, kini tiap malam dia menangis di ruang isolasi. Kasus penyebaran covid-19 di Karawang dalam beberapa pekan memang sudah memapar ke para tenaga medis. Oma Sutisna seorang dokter yang sebelumnya berada di garis depan berjibaku menekan angka penyebaran, justru akhinya menjadi salah satu pasien yang dinyatakan postif. Setiap malam di ruang isolasi, tangis Oma memecah sunyi ruang isolasi. Padahal dia mengaku selalu bekerja dengan penuh hati-hati saat memerangi dengan alat pelindung yang lengkap. Tepat pada 12 Agustus 2020 lalu, tubuhnya bergetar menerima kabar dia yang kena giliran harus diangkut tim gugus tugas. Ia menduga, terpapar virus saat sedang bertugas di lapangan. Maklum saja, Oma memang dikenal sebagai dokter yang cukup cepat tanggap mengurusi pandemi. Tenaga honorer itu juga, selalu aktif dalam kegiatan pencegahan, sosialisasi, hingga mengobati pasien yang positif. Dari balik ruang isolasi di RSUD Karawang, Oma berkirim pesan dengan redaksi KBE. Ia mengatakan, selama menjalani proses isolasi. Kondisi tubuhnya membaik. Namun, sudah dua kali swab test, hasilnya selalu dinyatakan positif. Oma bilang, meskipun ia selalu berjibaku melawan Covid-19. Namun, ia tetap memperhatikan betul protokol kesehatan. Ia mengaku prihatin, ketika melihat ke luar jendela. Masih banyak warga Karawang yang tidak disipilin protokol kesehatan. “Awalnya saya sesak nafas. Dirawat di RS Bayukarta dua malam. Saking sesaknya, saya pikir waktu itu saya akan mati,” ucap Oma, Minggu (23/8) saat dihubungi KBE dalam sambungan video call. Dengan selang oksigen yang masih menempel di hidungnya, Oma bercerita, apa saja yang ia alami selama dinyatakan positif covid-19.

“Sekarang saya merasa lebih baik. Sebelumnya, setiap malam saya menangis. Bukan tangis sedih. Lebih kepada nikmat yang saya dapat. Saya merasa lebih dekat dengan Allah,” ujarnya.

Tak banyak yang ia lakukan selama menjalani masa isolasi di RSUD Karawang. Dokter Oma mengaku, selalu mengisi waktu luangnya dengan menulis cerita-cerita lucu. Juga memperbanyak zikir dan selawat di sepertiga malam menjelang subuh.

0 Komentar