Tangis Dokter Gugus Tugas Pecah Setiap Malam

Tangis Dokter Gugus Tugas Pecah Setiap Malam
dr. Oma Sutisna
0 Komentar

“Ketika hati saya bertakbir, bibir saya selawat. Rasa sakit dari sesaknya itu hilang. Kalau untuk menghibur diri, biasanya saya menulis cerita lucu,” tuturnya.
Selama menjalani masa isolasi, dokter fungsional di Puskesmas Sukatani, Kecamatan Cilamaya Wetan itu, sering bertukar tips, dengan Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, yang juga sudah sembuh dari Covid-19.

“Iya ibu bupati juga berbagi tips. Beliau menyarankan saya konsumsi ramuan (Jamu, red), yang dulu juga pernah ibu konsumsi,” ujarnya.
Dokter Oma menggambarkan, di dalam ruang isolasi itu, kata dia, ada sekitar 5 ranjang termasuk yang sudah ia tempati. Ironisnya, beberapa waktu lalu, kata dr. Oma, ranjang di sebelahnya terisi lagi. Artinya ada penambahan positif baru lagi di Karawang.

“Yang di samping saya itu dokter juga. Dia punya klinik di Tempuran. Semuanya ada 5 ranjang, tapi hanya ada 2 yang terisi,” katanya.

Baca Juga:TKSK Diteror Warga: “Bansos Kapan Turun?”Warga Lebih Kreatif, Irigasi Jadi Destinasi Wisata Air

Selama di dalam ruangan itu, lanjutnya, ia selalu dihantui oleh rasa takut. Bukan takut meninggal karena Covid-19. Tapi takut terpapar dari orang lain yang ada di ruang isolasi yang sama.

“Jadi disini kita takut-takutan. Saya takut ketularan dia, dia juga takut ketularan saya. Begitu pikiran kita. Padahal, kita sudah dinyatakan positif,” kata dr. Oma sambil tertawa.

“Kalau saya sendiri tidak mengerti kenapa bisa positif. Saya ini dari kluster mana? Tidak jelas. Pokonya, positif saja, wallahualam,” imbuhnya.
Oma tak menampik. Jika apa yang ia lakukan adalah sebuah pengabdian untuk negara. Sekaligus, menjalankan tugas sebagai pahlawan pandemi yang entah sampai kapan akan berakhir.

Sebagai tenaga honorer, Oma mengaku, sudah memberikan semua yang ia miliki untuk bekerja melawan pandemi ini. Mulai dari waktu bersama keluarga, waktu istirahatnya, hingga mungkin mempertaruhkan nyawanya.

“Saya bertaruh nyawa untuk melawan Pandemi Covid-19 ini. Kalau saya nanti di angkat jadi PNS pun. Itu hanya secuil dari apa yang sudah saya berikan untuk negara ini,” singgungnya.

Oma bercerita, tak sedikit tenaga honorer kesehatan di Karawang yang tergopo-gopoh selama Pandemi Covid-19 ini. Bahkan, sebagian di antaranya mengaku sudah tidak kuat dan mau mundur.

0 Komentar