Terjerat Narkoba, WBP Nikah di Lapas Purwakarta

Terjerat Narkoba, WBP Nikah di Lapas Purwakarta
PERESMIAN : Seorang warga binaan kasus narkoba berinisial FE menikah di Lapas Kelas IIB Purwakarta tersebut tidak bisa menyembunyikan rasa harunya setelah berhasil mempersunting pujaan hatinya.
0 Komentar

PURWAKARTA – Seorang warga binaan berinisial FE menikah di Lapas Kelas IIB Purwakarta, setelah semua syaratnya lengkap.
FE yang merupakan terpidana kasus narkoba tersebut tidak bisa menyembunyikan rasa harunya setelah berhasil mempersunting pujaan hatinya. Pernikahan dua sejoli ini berlangsung secara sederhana dan khidmat di Mushola Lapas Kelas IIB Purwakarta.
Pria berusia 32 tahun itu terpaksa melaksanakan hari bahagianya Lapas karena saat ini dirinya masih menjalani masa hukuman sebagai seorang warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIB Purwakarta.
Proses Ijab Kabul disaksikan oleh dua orang perwakilan keluarga kedua mempelai dan petugas Lapas Kelas IIB Purwakarta dengan mematuhi Protokol Kesehatan.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Klas IIB Purwakarta, Sopiana menerangkan, pernikahan merupakan hak WBP. Apabila syarat administrasi WBP yang hendak melangsungkan pernikahan telah lengkap.
“Pernikahan merupakan satu diantara hak Warga Binaan Pemasyarakatan yang wajib hukumnya untuk kita penuhi apabila persyaratan administrasi yang bersangkutan telah lengkap,” ujar Sopiana.
Menurut Kalapas, adapun persyaratan administrasi tersebut yakni surat permohonan dan jaminan keluarga serta surat keterangan hendak menikah dari kantor kelurahan dan Kantor Urusan Agama setempat.
“Persetujuan menikah ini berdasarkan hasil sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) atas permohonan pernikahan dari pihak keluarga selaku penjamin. Pernikahan ini sesuai hasil TPP yang mengabulkan dan menyetujui permohonan kehendak nikah yang bersangkutan setelah melalui sidang TPP,” bebernya.
Sopian menyambut, kegiatan akad nikah ini diharapkan dapat memenuhi Hak dari warga binaan pemasyarakatan serta ketenangan kepada pihak keluarga. “Kalau memang sesuai prosedur maka dilaksanakan normatif. Kita tidak pernah menghalangi proses itu, tetap kalau bermasalah tentunya akan membutuhkan proses lebih untuk melakukan klasifikasinya,” ujarnya.
Meksi warga binaan tersebut sudah berstatus suami istri namun kedua pasangan ini terpaksa harus bersabar untuk menjalin asmara.
Sebab, pertemuan selanjutnya hanya bisa dilakukan secara virtual karena masih berada di tengah pandemi Covid-19. Pernikahan ini sendiri sebetulnya bukanlah yang pertama di Lapas Kelas IIB Purwakarta. (san/rie)

0 Komentar