Tim PKM Unsika Berikan Pelatihan dan Bantuan Mesin Jahit untuk UMKM di Bogor

Tim PKM Unsika
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) memberikan pelatihan dan bantuan berupa mesin jahit kepada UMKM
0 Komentar

KBEonline.id – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) memberikan pelatihan dan bantuan berupa mesin jahit kepada UMKM Daridiri di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat Unsika yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, tahun anggaran 2024 dengan total anggaran sebesar 43.250.000. Pelatihan yang berlangsung pada Sabtu (14/9) ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi dan pemasaran UMKM Daridiri, yang bergerak di bidang produksi produk-produk minim sampah dan ramah lingkungan, khususnya untuk perempuan, seperti pembalut kain dan pantyliner. “UMKM Daridiri memiliki kendala di sektor kualitas produksi dan pemasaran. Oleh karena itu, tim memberikan penguatan melalui pelatihan untuk meningkatkan kualitas produksi dan pemasaran, khususnya pemasaran digital,” jelas Rediawan Miharja, Instruktur tim PKM. Selain pelatihan, tim PKM juga memberikan hibah berupa mesin jahit sebagai bentuk teknologi dan inovasi bagi UMKM Daridiri. “Pada pengabdian ini kami memberikan hibah berupa alat produksi berupa mesin jahit, sebagai bentuk hibah teknologi dan inovasi,” tambah Rediawan. Betry Agrisa, Founder UMKM Daridiri, menyambut baik kegiatan ini dan mengungkapkan bahwa selama ini UMKM Daridiri belum menerapkan manajemen produksi yang baik. Ia berharap pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tentang bisnis, sehingga dapat diterapkan langsung dalam proses produksi. “Selama ini untuk produksi ya hanya produksi saja tanpa mengetahui manajemennya,” ungkap Betry. UMKM Daridiri tergerak untuk memproduksi produk-produk ramah lingkungan karena melihat fakta bahwa produksi sampah pembalut sekali pakai mencapai 26 ton per hari.

“Sampah pembalut yang teronggok juga dapat mengeluarkan gas metana sehingga dapat menyebabkan kenaikan suhu bumi. Kami tergerak untuk ikut berkontribusi menghasilkan produk-produk yang minim sampah dan ramah lingkungan,” tutup Betry. Melalui program ini, Unsika berharap dapat membantu UMKM Daridiri untuk meningkatkan kualitas produk dan pemasarannya, sehingga dapat berkontribusi lebih besar dalam mengurangi sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya produk ramah lingkungan.

0 Komentar