CIMAHI – Senyum Tjetjep Heriyana merekah setelah mendapat tiket menonton MotoGP secara langsung di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Kang Emil, sapaan akrabnya tokoh yang digembar gembor kan sebagai Captrs 2024 itu menyampaikan bahwa, tiket tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada Tjetjep yang merupakan mantan pembalap motor nasional asal Jawa Barat.
Menurutnya, Tjetjep sudah mengharumkan nama Indonesia di ajang balap motor pada 1970-an.
Baca Juga:Ridwan Kamil Hadiri Peresmian Pabrik Hyundai di Bojongmangu, Jabar Tempat Pertama Pabrik Mobil Listrik Indonesia, Segera Mengaspal di IKN NusantaraMiliki Gaya Hidup Sehat, Ridwan Kamil Ingatkan Bahaya Generasi Rebahan
“Pak Tjetjep ini orang yang punya minat kuat di bidang otomotif. Prestasi beliau diakui dunia. Jadi, ini bentuk apresiasi dari Pemda Provinsi Jabar untuk beliau yang sudah sangat berjasa membawa nama negara,” kata Kang Emil.
Kang Emil berharap Tjetjep berbahagia dengan apresiasi berupa tiket MotoGP Sirkuit Mandalika. “Semoga Pak Tjetjep senang dan bisa memuaskan hasrat beliau yang sudah dari dulu ingin nonton langsung MotoGP,” ucapnya.
Tjetjep berangkat menuju Lombok bersama anak dan cucunya pada Kamis (17/3/2022). Tjetjep sendiri sangat bahagia dan antusias untuk menyaksikan ajang ‘kuda besi’ di Mandalika secara langsung. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Kang Emil.
“Terima kasih banyak Pak Gubernur. Saya enggak bisa ungkapkan apa-apa. Pokoknya saya senang sekali. Karena selama ini hanya bisa melihat MotoGP di TV,” ucap Tjetjep di Kota Cimahi, Kamis (17/3/2022).
Kecintaan Tjetjep kepada balap motor sudah muncul sejak usia 13 tahun. Ia secara otodidak belajar banyak hal untuk mengasah kemampuan balapnya. Salah satunya belajar ke Jerman dan Italia untuk belajar banyak hal mengenai mesin motor.
Ada banyak trofi yang Tjetjep raih selama berkarier sebagai pembalap motor. Ketika ditanya jumlah medali dan trofi yang pernah diraih, ia mengaku tidak ingat seratus persen. “Sekitar 110 medali. Tapi, sekarang cuma ada 10 kalau tidak salah,” katanya.
Prestasi tertinggi Tjetjep adalah juara 3 Grand Prix Macau pada 1970. “Dulu saya pernah juara tiga di Macau,” katanya.
Baca Juga:Ridwan Kamil: Agar Tidak Sepi IKN Nusantara Jangan Hanya Mengandalkan ASNDitutup, CONNECTI:CITY 2022 Hasilkan Rekomendasi Pengembangan Ekraf Pascakrisis
Empat tahun berselang, Tjetjep terpaksa pensiun dari dunia balap motor. Kecelakaan di GP Batu Tiga, Kuala Lumpur, Malaysia, memastikan kondisi fisiknya tidak dapat lagi beradu cepat motor di sirkuit.