LOMBOK — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mempromosikan Desa Digital sebagai jalan kesejahteraan kepada Pengurus Daerah Anggota Badan Permusyawaratan Desa Seluruh Indonesia (PDABPDSI) Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pemda Provinsi Jabar memiliki program Desa Digital yang telah mengubah kehidupan dan mindset orang desa menjadi lebih akrab dengan teknologi kekinian.
“Semua ekonomi turun selama pandemi COVID-19, kecuali pangan dan digital yang tahan. Sehingga nanti di Jawa Barat setiap mau bertanam apapun itu pakai teknologi digital. Desa Digital itu harus merata,” ujar Ridwan Kamil saat menghadiri Rapat Koordinasi PDABPDSI Provinsi NTB, di Grand Royal Bil Hotel, Lombok Tengah, Minggu (20/3/2022) malam.
Baca Juga:Kereen Nich… Ridwan Kamil Bonceng Tjetjep Heryana, Legenda Hidup Pembalap Indonesia Keliling Kota MataramMelonjaknya Elektabilitas Ridwan Kamil Karena Gerus Suara Prabowo
Akibat pandemi COVID-19, Kang Emil sapaan akrabnya menuturkan banyak bermunculan pekerjaan tetap yang bisa dilakukan dari rumah.
Walaupun rumahnya di desa sekalipun, asalkan disokong oleh kecepatan internet dan sumber daya manusia yang kompetitif.
“Sekarang gara-gara COVID-19, ada kerjaan yang tetap dengan tinggal di rumah. Jadi poin saya adalah masa depan itu berada di desa,” imbuhnya.
Atas dasar alasan itulah Kang Emil bersedia menjadi Bapak BPD Indonesia.
Karena dirinya pun memliki cita-cita mulia terhadap perkembangan teknologi digital, demi memetakan pendapatan ekonomi yang merata hingga ke pelosok desa.
“Itulah kenapa saya mau jadi bapak BPD saya mempunyai cita-cita tinggal di desa rezeki kota bisnis mendunia. Dengan lahirnya desa digital tadi di Jawa Barat satu desa saya kasih laptop buat berjualan di e-commerce,” ungkap kang Emil.
“Hal Itu tidak akan terjadi kalau BPD nya tidak berdaya. Kenapa? Karena sistem demokrasi di desa belum sempurna,” cetusnya.
Baca Juga:Survey Terbaru Charta Politika: Elektabilitas Ridwan Kamil Mendekati PrabowoGubernur Ridwan Kamil Minta Pemda Cari Cara Jaga Harga dan Stok Kebutuhan Pokok
Organisasi BPD ini menurut Kang Emil diibaratkan sebagai tim sepak bola. Jangan sampai semuanya menjadi penyerang bahkan penjaga gawang. Melainkan harus memutar otak menentukan strategi yang tepat guna membuat desa menjadi sumber pendapatan ekonomi yang melimpah.
“Nah organisasi kita itu kaya sepak bola, tidak bisa menyerang semuanya harus menggunakan strategi. Nah ini pentingnya kita berhimpun dan saya mau menceritakan apa yang saya jelaskan ini menjadi penyemangat bagi kita bersama,” katanya. (amn)