Seringkali istilah impulsive buying atau pembelian impulsif dikaitkan dengan perilaku konsumtif. Namun, ternyata keduanya berbeda lho! Agar lebih tahu, yuk kenali tanda impulsive buying!
Impulsive buying merupakan tindakan membeli sesuatu tanpa berpikir panjang dan tanpa mempertimbangkan kebutuhan. Misalnya, kamu melihat barang yang sedang diskon dan langsung membelinya tanpa memikirkan apakah kamu benar-benar membutuhkannya atau tidak.
Melansir Manulife, berdasarkan The Trade Desk pada tahun 2021, sekitar 64% orang Indonesia yang sering berbelanja online beberapa kali dalam seminggu mengaku sebagai pembeli yang memiliki perencanaan.
Baca Juga:Hati-hati, Yuk Kenali Apa Itu Impulsive Buying Beserta Tandanya!Mengenal Mindset FIRE (Financial Independence, Retire Early) untuk Menuju Financial Freedom
Namun, selama musim belanja online, sebagian besar dari mereka beralih menjadi pembeli impulsif, di mana 42% mengakui bahwa mereka lebih sering berbelanja saat musim diskon.
Biasanya pemicunya karena faktor-faktor seperti penempatan strategis barang, teknik promosi, iklan, diskon, dan rekomendasi barang.
Fenomena ini dapat terjadi dalam konteks pembelian offline maupun online. Namun di era media sosial dan e-commerce, fenomena ini semakin meningkat karena kemudahan dalam mengakses informasi dan melakukan pembelian.
Faktor-faktor yang dapat mendorong terjadinya impulsive buying di era media sosial dan e-commerce antara lain:
- Iklan di media sosial yang sering kali menggunakan teknik persuasif dan emosional.
- Penawaran diskon yang menarik dan menggiurkan.
- Rekomendasi barang yang sesuai dengan perilaku konsumen.
- Kemudahan dalam melakukan pembelian online juga dapat meningkatkan risiko terjadinya impulsive buying. Hal ini karena konsumen dapat dengan mudah mengakses informasi dan melakukan pembelian tanpa perlu keluar rumah.
Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati dalam berbelanja, baik offline maupun online. Sebelum melakukan pembelian, sebaiknya pertimbangkan kebutuhan dan kemampuan finansial kita.
Perilaku pembelian impulsif dan perilaku konsumtif tidaklah sama. Perilaku konsumtif, dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk emosi, gengsi, atau kebiasaan.
Orang yang memiliki perilaku konsumtif sering kali membeli barang-barang yang mereka tidak butuhkan atau tidak mampu mereka beli.