Ancaman DBD dan Chikungunya Meningkat, Pemkab Karawang Terbitkan Surat Edaran Antisipasi KLB

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang, dr. Endang Suryadi. --KBE--
0 Komentar

KARAWANG, KBEonline.id – Pemerintah Kabupaten Karawang bergerak cepat dalam mengantisipasi lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya yang terus meningkat sejak awal tahun 2025. Sebagai bentuk kewaspadaan, Bupati Karawang menerbitkan Surat Edaran Nomor 100.3.4/1228/Dinkes yang berisi imbauan dan langkah strategis untuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).

Surat edaran tersebut dikeluarkan menyusul tingginya kasus yang tercatat selama bulan Maret dan April 2025. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang, dr. Endang Suryadi, menyampaikan bahwa jumlah kasus DBD pada dua bulan tersebut telah melampaui 500 kasus per bulan. Sementara itu, data untuk Mei masih dalam proses rekapitulasi, namun diperkirakan tetap berada di angka ratusan.

“Ini menjadi sinyal kuat bahwa kita harus mengambil langkah cepat. Jika sampai ditetapkan sebagai KLB, maka penanganannya akan lebih rumit dan membutuhkan sumber daya besar,” ujar dr. Endang. Ia menegaskan bahwa meski belum ada penetapan resmi dari Kementerian Kesehatan maupun Pemprov Jawa Barat, Karawang memilih bersikap proaktif.

Baca Juga:Disdik Bekasi Sosialisasikan SPMD Tahun Ajaran 2025-20267 Aplikasi Penghasil Uang Saldo DANA Gratis, Bisa Sambil Rebahan

Penyebaran kasus tertinggi, lanjut dr. Endang, ditemukan di wilayah padat penduduk seperti kawasan perkotaan dan kompleks perumahan. Tempat-tempat yang menjadi genangan air seperti kaleng bekas, botol, dan wadah minuman burung menjadi sarang potensial bagi nyamuk penyebar virus. Dalam kondisi hujan, genangan air bisa bertahan lama, dan dalam waktu 7 hingga 10 hari, jentik nyamuk sudah bisa berkembang menjadi dewasa.

Untuk mengatasi situasi ini, Dinas Kesehatan Karawang kini menggalakkan kampanye edukatif kepada masyarakat melalui program 5M, yakni Menguras, Menutup, Mendaur ulang, Memantau tempat penampungan air, serta Menghindari gigitan nyamuk. Program ini dianggap efektif dalam menekan populasi nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD dan chikungunya.

Selain itu, masyarakat juga diimbau agar segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala yang mengarah pada DBD, seperti demam tinggi berkepanjangan, munculnya bintik-bintik merah, dan mimisan. Deteksi dini menjadi kunci utama dalam mencegah kondisi yang lebih serius seperti DSS atau Dengue Shock Syndrome.

DSS merupakan komplikasi parah dari DBD yang dapat menyebabkan tekanan darah turun drastis, kulit menjadi lembap dan dingin, bahkan berujung pada kegagalan organ. Karena itu, Dinkes menekankan pentingnya pemeriksaan laboratorium sejak dini untuk menegakkan diagnosis dan memberikan penanganan cepat.

0 Komentar