Kampung 1001 Santri Distigma Jadi “Kampung Begal” dan Kiai Melawannya

Kampung 1001 Santri Distigma Jadi “Kampung Begal” dan Kiai Melawannya
PEMUKA AGAMA : Hampir setiap hari ba’da salat Isya, para pemuka agama di Dusun Ceah Desa Pasirjaya Cilamaya Kulon rutin menggelar pengajian.
0 Komentar

Jalan-Jalam Ramadan KBE: Menelisik Cilempung

KIAI Ismail menjadi tokoh agama setempat yang menyetuskan ide maulid keliling dari pintu ke pintu di Dusun Ceah, Desa Pasirjaya . Usahanya itu tak lain untuk melawan stigma kampong halamanyya dicap sebagai kampung begal.

Kepada KBE, Kiai Ismail menceritakan dia dan masyarakat setempat sudah memiliki harapan yang sama. Mengubah pandangan masyarakat umum, khusunya di Karawang kepada kampunya. “Di tengah beban berat ini, dihadapan rintangan dan tantangan besar. Berkumpulnya para bapak dan ulama disini, membawa misi untuk mengambalikan marwah Desa Pasirjaya,” ujar Kiai Haji Ismail saat berbincang dengan KBE.

Kiai Ismail bercerita, asal muasal kampunya dicap sebagai Kampung Begal. Dimulai saat  banyak orang luar yang datang ke kampungnya yang terus bebuat ulah di luar kampong, sehingga di mata orang luar, warga kampong di sana pelakunya. Di Desa Pasirjaya ada yang namanya Kampung Cilempung. Dimana dalam sejarah kriminalitasi di Karawang, kasus pembegalan yang terungkap banyak terbongkar ada di kampung itu pelaku dan penampung motor bodongnya. Yang notabenen adalah orang pendatang.

Baca Juga:Pendaftar Calon Anggota Polri Cek Kelengkapan AdministrtasiBupati Lantik 177 Kades Terpilih 23 April

Padahan, penelusuran KBE, di desa ini banyak pondok pesantren, apalagi majil taklim. Santri pun setiap hari memadati tajug. “Selain silaturahmi, Maulidan door to door ini mengajak bapak-bapak disini, sebagai penyambung lidah ke luar. Bahwa Desa Pasirjaya, iti desa santri, bukan kampung begal,” tegasnya.

Tokoh masyarakat Dusun Ceah, Desa Pasirjaya, Idris mengungkapkan, mengembalikan nama baik Desa Pasirjaya tak semudah mengembalikan telapak tangan. Dengan memperbanyak kegiatan keagamaan, kata Idris, diharapkan mampu mencetak generasi penerus yang memiliki akhlakul karimah.

“Banyak santri kita yang mondok di luar sana. Mereka jadi pemberita warga di luar. Ini loh, di Desa Pasirjaya, ada kita warga Dusun Ceah yang religius,” katanya.

Sementara, Tokoh Agama setempat, Ustaz Mahmuri menceritakan, Desa Pasirjaya punya 1001 santri. Di mana dari awal pekan hingga akhir pekan, hari-harinya tak lepas dari pengajian dan jamiyahan.

Kata Mahmuri, tak ada masjid atau majlis tak’lim di Desa Pasirjaya yang sepi jamaahnya. Rata-rata, semuanya penuh sesak. “Lihat santri kami, lihat desa kami dari dalam. Di sini indah, asri, sejuk dan agamis. Kami tak terima disebut sebagai warga kampung begal,” tegasnya.

0 Komentar