Kampung 1001 Santri Distigma “Kampung Begal” dan Kiai Melawannya

Kampung 1001 Santri Distigma “Kampung Begal” dan Kiai Melawannya
0 Komentar

KARAWANG – KIAI Ismail menjadi tokoh agama setempat yang menyetuskan ide pengajian keliling dari pintu ke pintu di Cilempung, Desa Pasirjaya.

Usahanya itu tak lain untuk melawan stigma kampung halamanya dicap sebagai kampung begal.

Kepada KBE, Kiai Ismail menceritakan dia dan masyarakat setempat sudah memiliki harapan yang sama. Mengubah pandangan masyarakat umum, khusunya di Karawang kepada kampunya.

“Di tengah beban berat ini, dihadapan rintangan dan tantangan besar.

Baca Juga:Mengunjungi Cilempung: Dicap Kampung Begal, Padahal Warganya ReligiusTiga Masjid Disulap Jadi Sentra Vaksin, Bupati Karawang : Berhadiah Umrah dan Motor

Berkumpulnya para bapak dan ulama di sini, membawa misi untuk mengambalikan marwah Desa Pasirjaya,” ujar Kiai Haji Ismail saat berbincang dengan KBE.

Kiai Ismail bercerita, asal muasal kampunya dicap sebagai Kampung Begal. Dimulai saat banyak orang luar yang datang ke kampungnya yang terus bebuat ulah di luar kampong, sehingga di mata orang luar, warga kampong di sana pelakunya.

Di Desa Pasirjaya ada yang namanya Kampung Cilempung. Dimana dalam sejarah kriminalitasi di Karawang, kasus pembegalan yang terungkap banyak terbongkar ada di kampung itu pelaku dan penampung motor bodongnya. Yang notabenen adalah orang pendatang.

Padahal, penelusuran KBE, di desa ini banyak pondok pesantren, apalagi majeis taklim. Santri pun setiap hari memadati masigit:musala. “Selain silaturahmi, pengajian door to door ini mengajak bapak-bapak di sini, sebagai penyambung lidah ke luar. Bahwa Desa Pasirjaya, iti desa santri, bukan kampung begal,” tegasnya.

Tokoh masyarakat di Desa Pasirjaya, Idris mengungkapkan, mengembalikan nama baik Desa Pasirjaya tak semudah mengembalikan telapak tangan. Dengan memperbanyak kegiatan keagamaan, kata Idris, diharapkan mampu mencetak generasi penerus yang memiliki akhlakul karimah.

“Banyak santri kita yang mondok di luar sana. Mereka jadi pemberita warga di luar. Ini loh, di Desa Pasirjaya, ada kita warga Dusun Ceah yang religius,” katanya.

Sementara, Tokoh Agama setempat, Ustaz Mahmuri menceritakan, Desa Pasirjaya punya 1001 santri. Di mana dari awal pekan hingga akhir pekan, hari-harinya tak lepas dari pengajian dan jamiyahan.

Baca Juga:Link Nonton Otome Game Sekai Wa Mob Ni Kibishii Sekai Desu Episode 01 Sub Indo : Bereinkarnasi di Dalam Dunia Otome Game yang Sangat MenyiksaPria Wajib Tahu, Ini Gaya yang Paling Disukai Wanita, Bisa Bikin Keenakan

Kata Mahmuri, tak ada masjid atau majlis tak’lim di Desa Pasirjaya yang sepi jamaahnya. Rata-rata, semuanya penuh sesak. “Lihat santri kami, lihat desa kami dari dalam. Di sini indah, asri, sejuk dan agamis. Kami tak terima disebut sebagai warga kampung begal,” tegasnya.

0 Komentar