Ribuan Petani Siap Geruduk Pupuk Kujang

0 Komentar

KARAWANG– Memasuki musim tanam padi di Kabupaten Karawang. Para petani di kota lumbung padi justru kesulitan mendapat pupuk jenis urea bersubsidi. Saat ini, meskipun harga urea mahal. Para petani tetap akan mencari dan membeli urea itu. Pasalnya, padi yang baru di tanam satu bulanan itu, perlu diberi nutrisi agar bisa hidup. Setelah ramai jadi perbincangan di forum petani pesisir Karawang, kelangkaan pupuk saat ini, justru semakin menggila. Bahkan, akibat kelangkaan itu para petani mengancam bakal menggelar demo ke PT. Pupuk Kujang. Petani Desa Pulojaya, Kecamatan Lemahabang Wadas, Atam mengungkapkan, kelangkaan pupuk urea jenis SP 36 dan Phonska, sudah terjadi kurang lebih 20 hari terakhir.

“Jika dalam sepakan ke depan masih saja langka tanpa ada pergerakan. Kami pastikan, petani akan gelar demonstrasi di depan PT Pupuk Kujang,” ujarnya, Senin, (31/8/2020).

Atam mengungkapkan, tak sedikit petani di Kecamatan Lemahabang harus rela jauh-jauh mencari pupuk hingga lintas kecamatan, dengan harga yang cukup mahal.

Baca Juga:Dua Galian Beroperasi IlegalBPJS Kesehatan Luncurkan Fitur FKTP

Biasanya, kata Atam, harga pupuk bersubsidi ada di kisaran Rp. 160 ribu hingga Rp. 180 ribu, per kwintal. Saat ini, harganya sudah melonjak hampir dua kali lipat. Sampai Rp. 300 ribuan per kwintal.

“Karena ini sangat mendesak. Apa lagi di usia tanam 10 hari dan sebulan. Kalau tidak di gemuk, (diberi pupuk,red), pertumbuhannya akan lambat,” jelasnya.

Karena hal itu, sambung Atam, petani mengultimatum para suplyer, Dinas Pertanian, juga PT Pupuk Kujang, agar bisa segera mengevaluasi proses pendistribusian urea, yang sudah sangat mendesak ini.

“Pabrik pupuk itu ada di Karawang. Masa iya petani Karawang kesulitan mencari urea. Kalau sudah begini. Jangankan petani, UPTD Pertanian juga bisa kita ajak demo,” tukasnya.

Petani lain, Marno Sumaro menambahkan, kabar yang diterima para petani di pesisir dari pihak suplyer. Langkanya pupuk urea di Karawang terjadi, lantaran stok di bulan Agustus 2020 ini sudah habis.

Menurut kabar yang ia dapat, petani asal Kecamatan Cilamaya Kulon ini menyebut, persediaan akan kembali normal di bulan September yang akan datang.

0 Komentar