Setelah melaksanakan sahur, kegiatan umumnya mencakup tidur lagi bagi banyak orang. Meskipun demikian, mungkin tidak disadari bahwa kebiasaan tidur setelah sahur dapat berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Apa saja dampak negatif dari kebiasaan ini?
Mengapa tidak disarankan tidur setelah sahur? Tidur setelah makan sahur tidak memberikan waktu yang cukup bagi sistem pencernaan untuk memproses makanan dengan efisien, sehingga makanan tersebut akhirnya tidak dapat dicerna dengan baik dan cenderung tertimbun sia-sia dalam perut.
Menurut Mayo Clinic, proses pencernaan memerlukan minimal 2 jam untuk mengubah makanan menjadi sari-sari makanan yang kemudian diserap oleh tubuh sebagai sumber energi. Selama tidur, fungsi tubuh sebagian besar berhenti, kecuali jantung, otak, dan paru-paru. Jika fungsi pencernaan terhenti, tubuh tidak dapat mencerna dan menyerap nutrisi dengan efektif.
Dampak buruk tidur setelah sahur melibatkan beberapa masalah kesehatan, seperti:
- Lemak Tubuh Menumpuk: Tidur setelah makan sahur dapat menyebabkan kalori dari makanan disimpan sebagai lemak dalam jangka panjang, terutama jika makanan sahur tinggi karbohidrat dan lemak. Selain itu, kebiasaan ini dapat meningkatkan rasa lapar dan menyebabkan keinginan untuk makan lebih banyak saat berbuka puasa, yang dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh.
- Asam Lambung Naik: Tidur setelah sahur dapat meningkatkan produksi asam lambung, menyebabkan masalah seperti heartburn atau GERD (gastroesophageal reflux disease). Hal ini dapat mengakibatkan rasa mulas, nyeri ulu hati, dan bahkan luka di kerongkongan akibat asam lambung yang mengalir balik.
- Gastroesophageal Reflux Disease (GERD): Tidur setelah sahur dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung yang dapat berkembang menjadi GERD. Kondisi ini terjadi ketika klep pemisah antara lambung dan tenggorokan tidak menutup secara sempurna, memungkinkan asam lambung untuk mengalir balik dan menyebabkan berbagai gejala seperti mulut pahit, mual, muntah, dan kesulitan menelan.
- Sembelit: Tidur setelah sahur dapat melambatkan proses pencernaan, menyebabkan makanan terlalu lama berada dalam perut dan dapat menyebabkan sembelit. Kondisi ini diperparah oleh kurangnya cairan tubuh selama bulan puasa.
- Stroke: Tidur setelah sahur membuat sistem pencernaan kesulitan mencerna makanan, menyebabkan lambung membutuhkan suplai darah yang lebih banyak. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya suplai darah ke otak, meningkatkan risiko stroke dalam jangka panjang.
- Tubuh Menjadi Lemas: Setelah makan sahur, sebagian besar energi tubuh dialokasikan untuk proses pencernaan. Tidur setelah makan membuat tubuh merasa lemas karena sumber daya tubuh lebih banyak digunakan untuk pencernaan, dan ketika tidur, tubuh memproduksi hormon tidur seperti serotonin dan melatonin yang membuat ngantuk.