KARAWANG, KBEonline.id – Aksi unjuk rasa yang digelar di depan PT Jui Shin Indonesia pada Kamis (17/4) tidak hanya memprotes sikap diam perusahaan, tetapi juga membawa sejumlah tuntutan masyarakat. Di antaranya adalah perbaikan jalan, pembangunan jembatan Bailey, serta penolakan terhadap izin tambang Mas Putih Belitung.
Tuntutan utama dari massa aksi adalah pencabutan izin tambang Mas Putih Belitung yang dinilai telah merusak lingkungan dan merugikan masyarakat sekitar. Warga menyebut bahwa dampak dari aktivitas tambang sudah terasa, salah satunya adalah meningkatnya risiko bencana alam seperti banjir.
Lurah Desa Tamansari, Ai Ratna Ningsih, yang turut hadir dalam aksi tersebut menyampaikan bahwa masyarakat memiliki kekhawatiran besar terhadap dampak jangka panjang dari eksploitasi tambang tersebut.
Baca Juga:Rayakan Paskah dengan Brunch Spesial di Harper CikarangAksi Massa di Depan PT Jui Shin Indonesia Ricuh, Pos Satpam Dibakar
“Tambang itu sangat mengeksploitasi alam kita yang sudah ada. Ini bukan hanya merugikan saat ini, tapi juga merugikan cucu-cucu kita di masa depan,” ujarnya.
Ratna menambahkan bahwa sebelumnya wilayah mereka tidak terdampak banjir, namun sejak aktivitas tambang berlangsung, bencana tersebut mulai terjadi dan merugikan warga.
“Dulu daerah kami tidak pernah terdampak banjir, sekarang sudah kena. Ini bukti nyata dampaknya,” ungkapnya.
Selain persoalan tambang, massa juga mendesak pemerintah untuk segera memperbaiki infrastruktur jalan dan jembatan Bailey yang menjadi akses utama masyarakat. Mereka berharap pemerintah, baik dari tingkat kabupaten maupun provinsi, segera turun tangan menanggapi aspirasi tersebut.
“Sampai saat ini memang belum ada respons dari pemerintah kabupaten ataupun provinsi. Tapi kami akan terus membawa aspirasi masyarakat, mudah-mudahan ke depan kami bisa berjalan seiring antara pemerintah bawah dan masyarakat,” tutur Ai Ratna Ningsih dengan penuh harap.(Aufa)