GADUH KIAI NU KARAWANG REDA

GADUH KIAI NU KARAWANG REDA
KH. Ahmad Ruhyat Hasbi
0 Komentar

KIAI UYAN: SAYA MINTA MAAF

KARAWANG– Kontestasi Pilkada Karawang mulai panas. Di tengah masa kampanye yang sedang berlangsung, warga Karawang dibuat heboh dengan isi pesan WhatsApp (WA) ulama Karawang KH. Ahmad Ruhyat Hasbi. Dalam tulisannya, Ketua PCNU Kabupaten Karawang itu menuding, sejumlah ulama di daerah Kabupaten Karawang menerima uang Rp. 300 juta dari Calon Bupati Karawang nomor urut 02, Cellica Nurrachadiana. Sedikitnya, Kang Uyan, sapaan akrabnya, mencatut lima nama ulama dalam tulisannya. Diantaranya, Kyai Ujang Badruddin dari Ponpes Nurusalam Medang Asem, Kiai Wawan Jarakah, pengasuh Ponpes Baitul Burhan Kecamatan Tempuran, Kiai Tatang Syihabuddin, pengasuh Ponpes Annihayah Kecamatan Rawamerta, Kiai Abdul Goni Maruf, pengasuh Ponpes Alhidayah, Kecamatan Rawamerta dan Kiai Agus, dari Ponpes Sabilul Khair, Manggung Jaya, Kecamatan Cilamaya Kulon. “Semua pesantren NU yang rata-rata tidak aktif, disambangi mereka (tim Cellica,red) dengan memberikan bantuan Rp 250 juta hingga Rp 300 juta,” tulis Kang Uyan dalam pesan Whatsapp, Jumat, (17/10/2020) lalu. Menanggapi kehebohan yang terjadi karena tulisannya itu, kepada KBE, Kiai Uyan mengakui, jika itu memang kesalahan yang sudah ia perbuat. Namua dia mengatakan, sudah meminta maaf kepada lima ulama yang namanya ia sebut. Uyan juga mengaku sudah menyampaikan permohonan maafnya kepada Cellica melalui timsesnya. “Saya menulis hanya di Grup WA MWC NU saja. Tapi ternyata bocor ke publik. Saya akui itu kesalahan fatal yang saya lakukan, karena yang saya tulis itu tidak berdasar sedikitpun,” ungkap Uyan, kepada KBE, Minggu, (18/10/2020) kemarin. Permohonan maaf untuk kelima kyai yang ia sebut. Diakui sudah disampaikan melalui Kyai Tatang Syihabudin dan Kyai Abdul Ghoni. Sementara, permohonan maafnya untuk Cellica, disampaikan melalui Ketua Timses non-partai Cellica-Aep, yaitu Asep Irawan Syafei. “Saya sampaikan permohonan (maaf,red) yang sebesar-besarnya, atas kesalahan besar yang saya lakukan kepada pihak yang namanya tercantum dalam postingan itu,” ucap kakak kandung Calon Bupati nomor urut 03 Ahmad ‘Jimmy’ Zamakhsyari itu. “Perlu dicatat, dalam postingan itu saya tidak menulis sebagai ketua PCNU, tapi sebagai Khodam NU. Kesalahan ini adalah kesalahan pribadi, bukan institusi,” imbuhnya. Selanjutnya, Uyan berharap, permintaan maafnya itu diterima dengan sebaik-baiknya kepada semua pihak yang merasa dirugikan. “Saya khusnudzon mereka benar-benar memaafkan saya. Tapi kalau mereka mau menempuh jalur hukum, ya saya hanya bisa pasrah,” pungkasnya. Sebelumnya, Pengurus Pondok Pesantren Annihayah, Kyai Ahmad Tatang Syihabudin yang namanya disebut telah menerima uang, mengaku merasa difitnah oleh tudingan tak mendasar Kyai Uyan. Kiai Ahmad Tatang menyebut, saat musim Pilkada seperti saat ini, bukan hal yang aneh jika ada calon bupati yang datang untuk sowan ke kiai dan pesantren NU di Karawang. “Kami mempersilahkan semua paslon untuk datang. Karena mungkin kami dipandang sebagai orang tua yang biasanya diminta mendoakan dan menasehati. Itu saja. Tidak ada janji-janji politik apalagi dibayar,” ujar KH Ahmad Tatang dalam sambungan telepon, Sabtu (17/10/2020). Menurut Tatang, Kiai Uyan telah mencemarkan nama baik pesantren dan NU. Dia menuntut Kiai Uyan meminta maaf atas fitnah terhadap lima orang kiai di media massa. “Saya sudah menemui kiai yang difitnah menerima uang dan kesimpulannya Kiai Uyan harus meminta maaf secara terbuka di media massa karena fitnah ini sudah menyebar kemana-mana,” tegasnya. “Kami sudah membuat surat terbuka. Isinya menuntut Kiai Uyan mengklarifikasi pernyataannya. Kami juga meminta masyarakat tak percaya terhadap tudingan itu dan tetap menjaga persatuan. Kami juga meminta masyarakat menjaga persatuan,” imbuhnya. Di lain tempat, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Karawang, Emay Ahmad Maehi menilai persoalan lima Kyai NU akibat postingan Ketua PCNU Kabupaten Karawang, Kiai Uyan beberapa waktu lalu yang beredar di sebuah WhatsApp Group (WAG) merupakan ujian ilmu dan akhlak bagi semua pihak. “Kang Uyan dalam melakukan statment pasti mendapatkan informasi yang tidak benar dari pihak-pihak yang biasanya kurang memiliki kemampuan dalam menghadapi isu-isu politik,” kata Kang Emay, Minggu (18/10/2020). Emay juga mengatakan, pihak-pihak atau kelompok pemberi informasi seperti ini selalu ada dan juga meramaikan dinamika politik dengan informasi-informasinya yang seakan-akan benar sebuah informasi politik. Akan berbeda efek jika yang berkata atau berstatement itu bukan Kang Uyan.Adapun Kiai Uyan secara pribadi, merupakan sebagai kakak kandung calon Bupati Ahmad Zamaksyari dan memiliki sensitifitas psikologis yang sangat tinggi, maka diharapkan siapa saja yang dekat dengan beliau dalam memberikan informasi harus akurat dan dengan bukti yang kuat. “Kita juga berharap Kang Uyan tidak gebyah uwah menerima informasi begitu saja, kejadian ini merupakan ujian ilmu dan akhlak,” ujarnya. “Bagaimana pun kalau ada pihak-pihak yang memanaskan suasana, di sinilah ujiannya,” timpalnya. (wyd/apd/mhs)

0 Komentar