Melalui Skema West Maze Mahasiswa Unsika Ciptakan Ketahanan Pangan

Melalui Skema West Maze Mahasiswa Unsika Ciptakan Ketahanan Pangan
KETAHANAN PANGAN: Mahasiswa Unsika menciptakan program ketahanan pangan melalui skema West Maze.
0 Komentar

ARAWANG – Tim Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) dari Himpunan Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang (Himagrotek Faperta Unsika) melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Karyamukti, Kecamatan Lemahabang, Karawang. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa menciptakan program ketahanan pangan melalui skema West Maze (Waste to Harvest with Maggot Eco-enzyme).

Rangkaian kegiatan yang dilakukan mulai Agustus hingga November 2021, diawali dengan sosialisasi program PHP2D pada Rabu (18/8). Agar materi kegiatan yang meliputi pemaparan program, tujuan dan sasarannya dapat tersampaikan dengan baik, tim PHP2D yang dibina dosen pembimbing Rika Yayu Agustini (dosen Fakultas Pertanian Unsika) mengundang para ahli untuk menjadi pemateri.

Adapun pemateri dalam kegiatan ini yaitu Hendro Wibowo AMTrU yang menyampaikan materi pengolahan sampah organik, budidaya maggot, dan peternakan. Kemudian, Aos Firdaos memaparkan materi ecoenzyme, dan Rommy Andhika Laksono, SP., MP merupakan dosen Faperta Unsika yang menyampaikan materi budidaya tanaman hortikultura, dan aquaponik.

Baca Juga:Menteri Bintang Sambangi Anak Yatim Akibat Covid-19Status Pj Bupati Ilegal?

Ketahanan pangan dengan skema West Maze adalah terobosan yang mencakup 3P yaitu Pertanian, Peternakan, dan Perikanan. Terobosan ini terdiri dari sejumlah kegiatan yang saling berhubungan mirip labirin atau seperti ekosistem yang memiliki siklus tak terputus.

Komponen skema pertama, Pertanian, dilakukan melalui pengolahan sampah organik menjadi eco-enzyme yang dapat membantu mengendalikan hama dan meningkatkan produktivitas serta kualitas tanaman. Tak hanya untuk produksi eco-enzyme, sampah organik ini juga akan dimanfaatkan untuk budidaya maggot. Jadi, kegiatan ini bisa menjadi solusi bagi persoalan sampah organik.

“Sampah kini menjadi berkah bukan masalah, jika kita bisa mengelola dan mengolahnya dengan baik,” ujar Hendro Wibowo, AMTrU saat memberikan penyuluhan mengenai biokonservasi sampah organik, Rabu (18/8/2021) lalu.

Untuk mengerjakan komponen kedua, Peternakan, tim akan melakukan ternak ayam yang kotorannya akan digunakan sebagai pupuk organik. Sedangkan untuk komponen ketiga yaitu Perikanan, tim akan melakukan budidaya tanaman hortikultura dengan menggunakan sistem aquaponik agar potensi kolam ikan dan budidaya holtikultura yang banyak ditemui di Desa Karyamukti dapat lebih dimanfaatkan.

0 Komentar